harianpalu.com, Palu - Harga cabe di Kota Palu hingga saat ini, belum stabil atau masih dikisaran angka Rp.50 ribu perkilogramnya.
"Akhir-akhir ini, terjadi trend kenaikan harga komoditas di pasar Kota Palu. Diantaranya pangan segar seperti Cabe," ungkap Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sulteng Dony Iwan Setiawan, ST.MM Jumat (3/6/2022) di ruanganya.
Pada pekan lalu sebut , harga cabe di pasar Masomba maupun Manonda Kota Palu, berkisar Rp.60 ribu perkilogramnya
Namun katanya, saat ini mengalami penurunan hingga Rp.50 ribu perkilogramnya. Sehingga harga belum mengalami penurunan yang signifikan.
Belum stabilnya harga Cabe, disebabkan beberapa faktor. Diantaranya alam. Dimana belum adanya panen raya dan paska Bulan Ramadhan.
Untuk harga Cabe di Kota Palu saat ini, kenaikan harganya masih dibawah Pulau Jawa. Harga pangan segar di Jawa hingga saat ini, tembus hingga Rp.80 perkilogramnya.
Menurutnya, komoditas Cabe tidak memiliki Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditentukan oleh pemerintah.
Pola pembelian Cabe masyarakat Kota Palu berdasarkan survey, mayoritas masih sebatas beli perliter. Dengan harga perliternya Rp.25 ribu.
Lebih jauh, ia mengaku Disperindag tidak bisa melakukan intervensi penurunan harga pangan di pasar. Kecuali hal itu sudah menimbulkan gejolak dimasyarakat, pihaknya akan melakukan operasi pasar.
Dengan melakukan intervensi harga bahan pangan yang ada dipasaran. Diharapkan bisa menekan harga.
Kantong produksi Cabe di Sulawesi Tengah lanjut Dony, berada di wilayah Poso, Sigi, Ampana, Sigi. Akan tetapi juga didatangkan dari Sulbar dan Surabaya.
"Kita berharap dalam waktu dekat, terjadi panen raya di kantong-kantong-produksi di Sulawesi Tengah. Sehingga harga Cabe bisa turun," harapanya.
إرسال تعليق